(Review) Buku Terlaris : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Karya Mark Manson




Judul Asli        : The Subtle Art Of Not Giving F*ck
Judul               : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat
Penulis             : Mark Manson
Penerjemah      : F. Wicaksono
Penerbit           : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan           : ke-26
Tahun Terbit    : Juni, 2019
Tebal               : 246 halaman
ISBN               978-602-452-698-6

Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat merupakan sebuah buku tentang menemukan apa yang benar-benar penting bagi kita dan melepaskan segala hal lain yang akan mengganggu kita dalam mencapai sesuatu.
“Inilah mengapa, bersikap masa bodoh, adalah kuncinya. Inilah alasan mengapa itu menyelamatkan dunia. Dan kuncinya adalah jika kita bisa menerima bahwa dunia ini benar-benar keparat dan itu tidak apa-apa, karena memang seperti itu, dan akan seperti itu adanya. Dengan tidak ambil pusing ketika Anda merasa buruk, berarti Anda memutus Lingkarang Setan; Anda berkata pada diri sendiri, Saya merasa sangat buruk, tapi terus kenapa! Apa pedulimu? ” –hlm 9
 “Masa bodo atau bodo amat artinya memandang tanpa gentar tantangan yang paling sulit dalam kehidupan dan mau mengambil suatu tindakan.” -hlm 14
Kematian menjadi alasan mendasar mengapa kita harus bodo amat. Kita dan setiap orang yang kita kenal akan meninggal suatu saat nanti. Dan dalam waktu yang singkat itu perhatian yang kita miliki terbatas dan sangat sedikit. Oleh karena jika kita memedulikan setiap hal dan setiap orang tanpa pertimbangan atau pilihan yang matang maka hidup kita tentu akan kacau.
Menginginkan pengalaman positif adalah sebuah pengalaman negatif, menerima pengalaman negatif adalah sebuah pengalaman positif.-hlm 10
Inti dari ungkapan tersebut adalah semakin kita berusaha semakin baik setiap saat, kita justru akan merasa semakin tidak puas karena mengejar sesuatu hanya akan meneguhkan fakta bahwa pertama-tama kita tidak baik. Marson memberi contoh ketika kita semakin mati-matian berusaha ingin kaya, kita justru akan merasa semakin miskin dan tidak berharga.
“…..filsuf eksistensial Albert Camus mengatakan, Anda tidak akan pernah bahagia jika Anda terus mencari apa yang terkandung di dalam kebahagiaan. Anda tidak akan pernah hidup jika terus mencari arti kehidupan. Atau dengan kata lain: Jangan berusaha.” -hlm 11
Di buku ini, kita akan ditampar dengan pertanyaan yang tidak pernah disadari sebagian besar orang. Bukan pertanyaan ‘Apa yang ingin Anda raih dalam kehidupan ini?’ melainkan pertanyaan, ‘Rasa sakit apa yang Anda inginkan dalam hidup Anda?’‘Rasa sakit apa yang ingin Anda tahan?’, ‘Apa yang membuat Anda berjuang?’, ‘Derita apa yang ingin Anda hadapi?’. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu penting karena akan menjadi apa hidup kita nantinya. Inilah pertanyaan yang dapat mengubah sebuah sudut pandang, sebuah kehidupan. Inilah yang menentukan pribadi kita dan yang membedakan kita, serta yang pada ujungnya menyatukan lagi kita semua.
Manson mencontohkan rasa sakit atau penderitaan yang dimaksud, seperti adanya kenyataan bahwa sebagian besar orang ingin mendapatkan posisi puncak di perusahaan dan mendapatkan banyak uang namun tidak banyak orang bersedia menderita selama 60 jam minggu kerja, perjalanan pergi pulang kantor yang jauh, dan berkas kerja yang memuakkan. Pada kenyataannya jalan setapak menuju kebahagiaan adalah jalan yang penuh dengan tangisan dan rasa malu.
Anda harus menentukan pilihan. Anda tidak mungkin memiliki hidup yang bebas dari rasa sakit. Hidup tidak bisa selalu mekar seperti mawar, dan fantastis seperti unicorn. Pertanyaan tentang kenikmatan tergolong mudah karena hampir semua orang punya jawaban serupa”. -hlm 44
Di buku ini, kita akan menemukan realitas yang sangat jujur, tidak mengenai kebahagiaan, melainkan rasa sakit, ketakutan, harapan, dan kepastian yang kita terima untuk sukses dan bahagia. Manson menarik kita keluar dari khayalan dan penyangkalan. Dia memaksa kita untuk tidak hanya melihat dan bersembunyi dari kepahitan, tetapi juga menerimanya. Seperti pembahasan mengenai berfikir positif. Dalam bukunya, Manson memasukkan sikap tetap berpositif ke dalam nilai-nilai sampah.
“Meskipun ada sebuah ungkapan apa pun yang terjadi, tetaplah optimis, sejatinya, kadang hidup menyebalkan dan hal paling sehat untuk dilakukan adalah mengakuinya”.-hlm 98
Manson mengatakan:
“Saat kita memaksa diri kita untuk tetap positif sepanjang waktu, kita mengingkari kalau keberadaan masalah itu. Dan ketika kita menyangkal masalah kita, kita menihilkan kesempatan kita untuk menyelesaikan masalah dan menjadi bahagia. Permasalahan membuat hidup kita lebih bermakna dan penting. Karena itu menghindari masalah justru menuntun kita kepada suatu kondisi yang hampa makna (bahkan meskipun di satu sisi menyenangkan)”.- hlm 100
Buku ini diperuntukkan untuk kalangan dewasa (17+) karena ciri khas gaya bahasa Manson yang memang terkesan kurang sopan dan tidak sepatutnya dibaca anak-anak. Selain itu, bahasannya juga cukup berat, mengenai permasalahan orang dewasa yang cukup kompleks. Manson menggunakan sudut pandang yang tidak biasa sehingga jika tidak benar-benar memahami maksud sebenarnya, kita akan mengalami sesat pikir. Namun, jangan khawatir, Manson membungkus tulisannya yang mendalam dan berat dengan cerita humor yang cadas dan menghibur. Ia juga membagikan pengalaman dirinya sendiri dan tokoh-tokoh. Hal itu semata-mata agar dapat membantu para pembacanya memahami tulisannya.
Suku ini sangat cocok bagi Anda yang susah untuk fokus, terlalu memikirkan perkataan orang lain, takut salah, takut mengambil resiko, terlalu peduli dengan masalah orang lain hingga membuat Anda jatuh dan depresi. Membaca dan memahami buku ini akan membantu Anda untuk melihat suatu masalah dari sudut pandang berbeda. Selain itu, buku ini juga saya rekomendasikan untuk orang-orang yang hidupnya terbilang baik-baik saja dan aman. Keluarlah dari lingkaran setan Anda dan menjadi lebih bijak dalam menjalani kehidupan!
Pada akhirnya, seperti kata Manson, 
“Buku ini tidak akan mengajari Anda bagaimana cara mendapat atau mencapai sesuatu, namun lebih pada bagaimana cara berlapang dada dan membiarkan sesuatu pergi. Ini akan mengajari Anda untuk membuat investaris kehidupan Anda dan menyortir hal-hal yang paling penting saja. Ini akan mengajari Anda untuk memejamkan mata dan percaya bahwa Anda bisa menjatuhkan diri ke belakang dan tetap baik-baik saja”. -hlm 24. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Review) Naskah Drama Mega Mega Karya Arifin C. Noer

(Review) Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu Karya Joko Pinurbo

(Review) Kumpulan Cerpen Corat-Coret di Toilet Karya Eka Kurniawan