(Review) Novel Pada Senja yang Membawamu Pergi Karya Boy Candra




Judul               : Pada Senja yang Membawamu Pergi
Penulis             : Boy Candra
Penerbit           : Gagas Media
Tahun Terbit    : 2017
Cetakan           : Ke-2
Tebal               : viii + 248
ISBN               : 978-979-780-864-8

Boy Candra lahir  21 November 1989 besar di Sumatera Barat. Beliau pernah kuliah di jurusan Administrasi Pendidikan, Universitas Negeri Padang. Pernah aktif di organisasi komunikasi dan radio di kampus (UKKPK UNP). Menulis rutin di blog rasalelaki.blogspot.com. Aktif menulis sejak tahun 2011 Selain ingin terus menulis novel dan buku fiksi lainnya. Juga punya cita-cita menerbitkan buku puisi. Sehari-sehari bisa ditemui berkeliaran di akun-akun sosial media miliknya , Twitter @dsuperboy dan Instagram @boycandra. Beberapa bukunya yang telah terbit yaitu Setelah Hujan Reda (2014), Catatan Pendek untuk Cinta yang Panjang (2015), Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai (2015), Satu Hari di 2018 (2015), Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi (2016), Sbuah Usaha Melupakan (2016), Ku Ajak Kau ke Hutan dan Tersesat Berdua (2016), Origami Hati (2017), Jatuh dan Cinta (2018), Malik dan Elsa (2018), Malik dan Elsa 2 (2019) dan lain sebagainya.
            
Apakah kau ingat saat kita berjanji untuk saling membahagiakan?

Katamu, setiap perasaan yang tumbuh adalah sebuah alasan. Alasan bahwa hati patut dipertahankan. Namun, cinta saja belum cukup menyatukan mimpi yang berbeda di antara kita. Dan, menepati janji ternyata tak semudah mengucapkannya.

Apakah kau juga tahu bahwa kenangan bersamamu selalu muncul tiba-tiba? Tak ada satu perasaan pun yang mampu kusembunyikan ketika mengingatmu.

Namun, aku sadar. Harapan-harapan yang dulu sempat memudar, harus kubangun lagi dan kumulai. Bukankah tak salah bila aku ingin mengulang rasa yang dulu pernah ada? Meski kutahu, rasa itu tak akan benar-benar sama.

Karena, cinta bukan tentang bagaimana rasa itu jatuh, melainkan bagaimana ia tetap bisa hidup di dada yang rapuh.

Dalam novel ini Boy Chandra mengisahkan seorang anak guru bahasa Indonesia bernama Gian dan di latar belakangi kota Padang yang indah. Gian adalah mahasiswa semester 7 di salah satu universitas ternama Sumatera Barat. Gian bertempat tinggal di Kos dekat kampusnya bersama kedua sahabatnya, Randi yang kulihanya tidak lulus-lulus dan playboy abis sedangkan Andre yang kerjaannya setiap hari adalah menatap layar laptopnya. Di kampus, mereka bertiga juga mempunyai sahabat perempuan, Putri, yang selalu berambisi untuk berbuat lebih dan cerdas dalam menyeimbangkan kehidupannya, percintaan dan perkuliahan. Gian sedang berpacaran dengan Kaila, anak gadis keturunan orang kaya yang sangat manja dan protektif. Suatu hari, karena Gian telat datang untuk merayakan anniversary mereka, Putri ngambek. Setelah kejadian itu, Putri seolah menjauhi Gian dan berakhir memutuskannya karena alasan orang tuanya gak akan bisa menerima hubungan mereka karena beda level.

Sakit dan patah hati, itulah yang dirasakan Gian. Hubungan yang sudah terjalin 2 tahun dan menurutnya sangat luar biasa itu harus kandas. Terlalu banyak kenangan yang mereka lalui bersama. Namun, ketiga sahabatnya selalu hadir memberikan semangat dan lambat laun membuat Gian akhirnya lupa pada Kaila. Ketika mereka sedang menghabiskan waktu bersama di pemandian Tirta Alami, Gian bertemu dengan seorang perempuan bernama Aira, dari situ Gian melancarkan usaha-usaha agar bisa bertemu dan menghabiskan waktu dengan Aira. Akankah Gian mendapat cinta Aira dan berani sekali lagi untuk jatuh cinta?

Boy Chandra dalam novel ini mengajarkan banyak bentuk kasih sayang. Ada kasih sayang antara ayah-anak, pasangan, antar teman, cucu dan nenek-kakeknya serta seorang kakak kepada adiknya. Banyak juga hal tentang keindahan dan budaya Padang yang dapat dipelajari. Namun, bagian terfavorit saya dalam cerita ini adalah cita-cita ayahnya Gian untuk mengembangkan sekolah dan les Bahasa Indonesia di desa dengan bayaran sukarela.

Demi mewujudkan cita-cita ayahnya, Gian rela mengabdikan seluruh waktunya untuk membuat ayahnya bangga dan Gian sangat menikmati segala proses dan hasilnya. Buku ini ringan, namun sangat berisi dan bermakna dan saya merekomendasikan untuk membaca buku ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Review) Naskah Drama Mega Mega Karya Arifin C. Noer

(Review) Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu Karya Joko Pinurbo

(Review) Kumpulan Cerpen Corat-Coret di Toilet Karya Eka Kurniawan